Teruslah Menulis Apapun

 

Pertemuan ke        : 9  KBMN_28

Tanggal                   : 27 Januari 2023

Tema                       : Menulis itu mudah

Narasumber            : Prof. Dr. Ngainun Naim

Moderator               : Lely Suryani, S.Pd.,SD.

Tepat pukul `19.06 WIB pertemuan malam ini dibuka oleh moderator Ibu Lely Suryani, S.Pd,.SD. Beliau menyampaikan bahwa berbicara masalah komitmen dan konsisten menulis harus dipegang teguh oleh penulis jika ingin ada perubahan pada dirinya. Perubahan ke arah yang positif tentunya. Nah sangat berkaitan nih karena dipandang punya komitmen dan  konsisten dalam menulis. Beliau juga mendapat ijin untuk menulis Biografi Om Jay sang penulis hebat dan fantastis. berikut buku hasil karya Ibu Lely:

Narasumber pertemuan kali ini adalah Bapak Prof. Dr. Ngainun Naim. Beliau adalah seorang Kyai, dosen salah satu perguruan tinggi negeri, dan penulis hebat yang jumlah buku hasil karya beliau sudah mencapai 47 judul. Beliau lahir di Tulungagung, 19 Juli 1975. Alamat kantor IAIN Tulungagung, jalan Mayor Sujadi Timur 46 Tulungagung 662221, dan alamat rumah Parakan RT. 11, RW 04 Trenggalek. dengan jabatan pembina Tk 1/Guru besar/IV.b.

Menurut Prof. Ngainun, tidak akan menjelaskan bahwa menulis itu mudah atau sulit. Namun beliau hanya ingin mengajak Bapak Ibu sekalian bisa menulis. Caranya satu: dengan menulis. Contoh tulisan yang hanya beberapa paragraf. Berkisah tentang suasana ramadhan di Alun-alun Trenggalek tempat Prof. Ngainun tinggal dalam blog: https://ngainun-naim.blogspot.com/2016/06/suatu-sore-di-bulan-ramadhan.html  dan https://www.spirit-literasi.id/2022/12/dari-wa-ke-dunia-nyata.html  ini contoh lagi tentang kisah pertemuan beliau dengan seorang sahabat yang sebelumnya hanya saya kenal di WA. Kalau ini tulisannya lumayan panjang, dan tatantangan pun sukses dilakukan artinya menulis itu mudah jika kita lakukan. Berikut kunci menulis yang mudah:

Kunci Menulis yang Mudah

1. Menulislah hal-hal sederhana yang kita alami. Pengalaman hidup sehari-hari itu sumber tulisan yang subur.
2. Jangan menulis sambil dibaca lalu diedit. Terus saja menulis, jika selesai menulis atau karena sudah habis yang mau ditulis, tinggalkan dulu, simpan di komputer. Jangan dibaca dulu, cari suasana psikologis yang berbeda atau dalam istilah endapkan dulu. Saat berbeda, misalnya nulisnya pagi, maka saat sore baru dibaca. Cermati kalimat demi kalimat. Tambahkan ide yang ada jika memang perlu ditambah. Jika ada typo, perbaiki. 
3. Menulis tentang perjalanan. Jika rekreasi, tulis saja hal-hal yang dialami. Mudah karena kita yang menjalaninya. Contoh tulisan di blog: https://ngainun-naim.blogspot.com/2020/02/senja-di-pantai-warna-oesapa.html .
4. Menulis dengan cara NGEMIL,  sedikit demi sedikit. Contoh Prof. Ngainun  nyaris setiap hari menulis beberapa jenis tulisan. Untuk blog atau Kompasiana, menarget 3-5 paragraf. Untuk artikel jurnal, menarget 1 paragraf. Ini Google Scholar beliau. Silahkan baca sekian ratus artikel jurnal . 

Sebelum mengunggah ke blog atau Kompasiana, upayakan selalu membaca ulang tulisan. Bisa sekali atau dua kali. Prinsip Prof. Ngainun sederhana yaitu: meminimalkan hal yang tidak sesuai dengan keinginan. Berikut workshop tentang kepenulisan yang telah dilakukan Prof. Ngainun:

karena tulisan adalah jejak kita. contoh tulisan beliau yang sudah edit beberapa kali: https://www.kompasiana.com/ngainun-naim.berbagi/63d1f30408a8b51db6795d52/menjadikan-literasi-sebagai-tradisi bagi Prof Ngainun bahwa menulis yang berat itu ya untuk kepentingan akademik karena tuntutan  seorang guru besar. Kalu ringan itu untuk kepentingan publik karena menyukai menulis apa pun. 

Pada bagian tanya jawab saya kebagian direspon dengan baik dan solusi yang baik pula:, oleh Prof. Ngainun. Begitu juga 25 penanya lainnya yang sangat antusias.  

Demikianlah materi pada malam ke sembilan ini yang sangat luar biasa dan menginspirasi.  Terima kasih diucapkan  kepada Bapak Prof. Dr. Ngainun Naim dan Ibu Lely Suryani, S.Pd. SD.